Yahoo! Avatars
    Yahoo! Avatars

Dienstag, September 27, 2005

Innalillahi wa innailaihi rojiun...

Telah berpulang seorang ayah dari seorang sahabat, Ganjar, ke Rahmatullah malam tadi sekitar pukul 19.30.. Jenazah langsung dibawa ke kampung halaman di Conggeang, Sumedang dan insya Allah akan di makamkan hari ini di sana.
Ganjar, seorang sahabat yang aku kenal sejak lama, hmm.. SMP.. saat ini masih berada di Batam, dan belum bisa kembali ke Bandung (entah belum mau.. dengan alasan tertentu).
Doa terakhir semoga arawah Almarhum (yang sudah aku anggap sebagai ayah sendiri..) diterima di sisi Allah SWT dan di ampuni segala kesalahan dan dosanya..

Amin..

Montag, September 26, 2005

Untitled

I open my eyes
I try to see but I'm blinded by the white light
I can't remember how
I can't remember why
I'm lying here tonight
And I can't stand the pain
And I can't make it go away
No I can't stand the pain

How could this happen to me
I've made my mistakes
I Got no where to run
The night goes on
As I'm fading away
I'm sick of this life
I just wanna scream
How could this happen to me

Everybody's screaming
I try to make a sound but no one hears me
I'm slipping off the edge
I'm hanging by a thread
I wanna start this over again

So I try to hold onto a time when nothing mattered
And I can't explain what happened
And I can't erase the things that I've done
No I can't

How could this happen to me
I've made my mistakes
I Got no where to run
The night goes on
As I'm fading away
I'm sick of this life
I just wanna scream
How could this happen to me

(Simple Plan, really happened.. d*mn, it's hurt me so)

Freitag, September 23, 2005

Rien's B'day

A very happy birthday to a very friend, Rien (real name are hidden, .red) at 23 September 2005.
Selamat Ulang Taun, Rien.. sorry kalo postingnya telat, abisan kemaren lupa masukinnya, keburu kerjaan bikin bingung.. padahal ga ada kerjaan.. justri itulah yang bikin jadi bingung.. hehe..
Semoga yang terbaik bisa loe dapetin, ga seperti yang loe ceritain ke gw, karena rasanya kita juga ga jauh beda, punya masalah yang ga jauh-jauh.. tetep aja di situ-situ juga..
be good, and take care, gorgeous..

Donnerstag, September 22, 2005

Kawan Aku Pulang

Sehangat secangkir kopi menghantar perbincangan
Tentang masa lalu kita merancang masa depan
Ingatkah janjiku kawan bila nanti ku terbang
Tak kan ku melupakan jalan pulang

Sebuah bangku halaman kita jadikan teman
Disitu kita mengukir tawa dan kepedihan
Ingatkah semua mimpi yang kita perjuangkan
Sampai titik darah yang penghabisan

Meski aku tak lagi disitu
Tolong ingat-ingatlah aku
Demi senja dan secangkir teh hangat
Kusempatkan berkunjung pulang
Kawan aku pulang


(jikustik, untuk seorang teman, sahabat, saudaraku..)

pergi untuk sementara bukan berarti untuk selamanya, esok atau lusa pasti akan kembali pulang ke tempat kita bermain bersama sambil kembali menoreh semua suka dan sakit yang juga pernah kita rasakan di waktu yang lalu.. selama sebuah janji untuk tidak melupakan jalan untuk kembali pulang, masih selalu di pegang.. akan aku pegang janji itu selama aku masih bisa hidup, dan bernafas..

Donnerstag, September 15, 2005

Sepatu..

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak.Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."


Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.

Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.


(dari mail seoarang teman, terima kasih telah mengingatkanku untuk berani melepaskan..)

Mittwoch, September 07, 2005

bosen

sumpah dah.. bosen banget belakangan ini..
ga tau mo ngapain.. dari mulai males makan, yang malah bikin banyak ngisepin batangan ardath deh.. ampe ga jelas dengan keadaan diri sekarang ini, semua asa blur we.. teung da' kudu dikumaha atawa kudu kumaha..
when this kind of thing in my heart happen.. it is like i'm in my own solitude and just wanna stay in one place i know and dont want to go from there.. hmm... where is that place?

enak kayaknya sekarang ada di pantai.. diem, merenung, dan ngabisin waktu di sana ampe bisa ngerasa puas.. entah puas tuh yang kayak apa.. dan kalopun bisa tau yang namanya kepuasan mungkin bisa juga yah ngerasa bahagia..
hehe.. apaan sih bahagia?
jadi inget ama pertanyaannya sigit kemaren yang dikirim lewat sms ke anak-anak psik.. "apakah kebenaran itu?", dan akhirnya malah jadi bikin banyak yang nulis tentang kebenaran di milis psik.. ampe masuk kata "taik" dan "pantat".. duh aneh juga deh bahasannya..
nah dengan hal yang ama.. bahagia tuh apaan sih? asa jadi ga jelas gini.. jadi bodoh, tolol, dan ga bisa mikir tentang definisi sebuah kata..
baleg saeutik atuh, rik.. naha jadi kieu maneh teh?
weleh dah.. dengan pertanyaan itu.. jawabannya mungkin "gw cuma pengen jalanin idup sekarang aja, kalo lagi ga jelas, ya ga jelas aja.. kenapa harus dibikin jelas? kalo emang kayak gini, entar juga lewat sendiri kan?"
ehh.. itu kenapa jadi pertanyaan lagi yah..

teuing ketang ah..

Dienstag, September 06, 2005

Lagi lagi waktu habis...

Duh.. apaan sih ini.. asli perasaan belakangan ini kesal, bt, ga jelas gini... kerjaan kosong, pikiran burem, otak juga asa mentok mikirin apa juga..
kalo udah gini, dan ga bisa nyalahin siapa-siapa, pasti cuma satu yang bisa disalahkan.. waktu..
kenapa?
ga tau juga kenapanya mah.. da atuh yang kepikiran buat disalahin ya cuma waktu aja..
misalnya neh.. waktunya udah abis.. waktunya kelamaan.. ato waktunya belon dateng.. trus kalo udah gitu kan yang ada cuma bt n bt aja terus..
Nah, kalo waktunya jalan terus n ga mau nungguin hasil dari sebuah penantian (apa coba?), aku harus gimana?
jangan di jawab... ga penting banget dah..
sekarang aku mungkin bisa bilang... andai saja waktu yang kau minta ternyata sudah habis, dan semuanya udah terlambat berikutnya.. meski akupun tetap aja tau bahwa aku ga mungkin kehabisan waktu selama darah masih mengalir dan nafas juga masih tetap terhembus..
hei... hei.. kemana nih nulisnya yah?
jadi.. kalo aja ternyata waktu yang kau minta dan sudah aku sediakan telah habis termakan detik, menit, jam, hari, minggu dan akhirnya 2 bulan pun sudah datang sedangkan rasa pun sudah bosan untuk tetap berada di tempat yang sama tapi hasil yang ditunggu.. apapun itu.. tetep aja ga jelas dan ga pernah menunjukkan kejelasan.. aku ga akan lagi berdiri disini di tempat yang sama.. kakiku udah cukup pegal, dan bahkan batang hidungmu tetap saja tak terlihat..
hmm.. besok, masih ada hari besok.. mungkin itu yang terpikirkan..
besok tinggal besok.. tapi dalam setiap waktu, keinginan untuk menunggu pun bisa terkikis habis.. habis.. dan habis.. entah bisa atau tidak.. tapi dengan kaki yang kesemutan, aku mungkin akan memaksakan diri untuk kembali berjalan dan berpindah tempat.. entah kemana.. entah kapan..

hahaha.. lagi-lagi waktu habis.. dan lagi-lagi aku nulis hal yang ga penting dan ga ada artinya.. toh semuanya juga nantinya akan berlalu...