Selamat jalan, sahabat..
Innalillahi wa innailaihi roji'un..
telah berpulang seorang lagi teman dan sahabat ke Rahmatullah.. pada hari Sabtu, 27 Agustus 2005, dikarenakan sakit. Jenazah dimakamkan hari Senin pagi tanggal 29 Agustus 2005.
Semoga arwah almahumah (baca : Kika, .red) diterima di sisi Allah SWT dan di ampuni segala salah, khilaf dan dosanya. Dan yang ditinggalkan (Keluarga Besar Iwan Ridwan Sulandjana, mantan Pangdam III Siliwangi; dan Suami serta 2 putra (salah satu diselamatkan dari dalam kandungan dengan usia kandungan hampir 8 bulan)) diberi ketabahan menghadapi ujuan dan cobaan ini.
Amin..
kalau aku bilang..
besok atau lusa kalo aku ketemu sama kamu, mungkin aku akan bilang...
"waktunya sebentar lagi yah, de?"
dan mungkin dengan jawaban kamu yang masih seperti biasanya...
"kalo emang abang udah ada yang lain, ya udah ama dia aja.."
atau..
"kalo emang udah ga bisa nunggu, ya udah ga papa.."
biasanya cuma itu jawaban kamu.. dan emang selalu seperti itu jawaban kamu, seperti emang aku bukanlah siapa-siapa.. dan seperti sebenernya kamu udah tau yang akan kamu pilih.. bukan aku, mungkin..
kamu tau ga sih.. sebenernya aku pengen banget nungguin terus, tapi dengan menunggu yang serasa ga pernah berakhir ini, aku mulai berpikir.. apa emang aku ditakdirkan hanya untuk menunggu dan mungkin malah ga pernah bisa dapetin kamu?
dan kalau aja aku terus nunggu dan tanpa pernah ada keputusan yang jelas dari kamu, kamu juga pasti ga akan pernah bisa tenang kan, karena seperti selalu aja ada yang merongrong kamu untuk mengambil keputusan yang mungkin sebenernya kamu ga ingin..
aku sekarang cuma pengen ga lagi bikin kamu terlalu berpikir dan mikirin aku, toh mungkin kamu seharusnya emang ga pernah memilihku yang emang ga pernah ada artinya.. dan aku mungkin terlalu ge-er yah, menganggap kamu berpikir dan mikirin aku? huh...
meski mungkin ga bisa dan ga akan pernah bisa.. tapi yah..
kalau aku bilang..
mungkin memang itu akhirnya nanti..
eh, seharusnya aku tegas aja, atau tetep lembek dan menyerah dengan hatiku yang udah mati kecuali untuk kamu? kalau aku ambil ketegasan... seharusnya sebentar lagi semua berakhir kalo emang ga juga keluar keputusan itu. kamu yang berjanji dengan sebuah angka terakhir kalinya kemaren.. dan itu ingin aku turutin.. buat kamu, demi kamu.. dan karena itu adalah kamu..
Ngukur Jalan, ini beneran loh..
Kemaren coba ngukur jarak jalan dari sebuah rumah di kawasan Jalan Belitung, Bandung sampai ke rumahku dengan menggunakan motor. Iseng emang, ga ada kerjaan..
Hasil yang didapatkan mungkin bisa dikatakan seperti ini. Dari depan rumah di jalan belitung, KM menunjukkan angka 0413.2 (ceritanya kan motornya masih baru nih, belum 500 KM). Dan karena pengen juga tau jarak dari perempatan depan Antapani, jadi pengukuran disana pun dicatat, yaitu pada KM 0417.5. Dan terus menuju rumah dan sampai di depan garasi samping rumah, KM menunjukkan angka 0422.3.
Jadi, kesimpulan.. dengan menggunakan trek jalan Belitung-Banda-Aceh-Tmn. Pramuka-**-Ahmad Yani-Kiara Condong-Trs. Jakarta-**-Arcamanik Endah-Layar-**-Aeromodeling I. Jarak dari rumah tersebut sampai di rumahku adalah kurang lebih 9.1 KM, dan dari perempatan Antapani Kiara Condong ke rumah kurang lebih 4.8 KM. Untuk tanda (**), aku lupa nama jalannya apa, mungkin bukan cuma satu jalan, bisa aja beberapa nama jalan juga luput dari yang harusnya ditulis.
Dari situ tujuan utamanya bukan ingin mengukur jarak jalan, tapi ingin mengetahui kurang lebih jarak udaranya berapa? nah.. kesimpulannya sebenernya apaan dong... trus kalaupun ingin menghitung jarak udara, buka aja peta bandung dan itung dengan menggunakan kalkulasi perhitungan skala yang ada di petanya, mungkin bisa lebih mendekati kenyataan.
Huh, sebenernya emang ga da kerjaan aja kali yah..
Habis oleh Waktumu
12 Agustus 2005 21.28Sampai rembulan ini habis
entah apa hatiku juga habis
digerogoti waktu dan penantian
akan harap yang tak juga berakhir
Sampai cahayanya redup di lingkaran ini
dimana ia akan lenyap untuk kembali
aku juga bisa saja lenyap
entah kan kembali atau mati di ujung lingkaran
Sebuah kata, haram tuk ditarik
tapi mungkin haram juga kan kutelan
karena berubah mungkin saja kan terjadi
sampai akhir waktu yang t'lah terucap
Aku tak ingin dan juga tak pernah mau
untuk pergi mencari rubahan diri
tapi aku bukan patung, boneka atau manekin
yang hanya berubah jika dilakukan
aku tetap aku
aku tak mungkin juga berubah
sampai rembulan ini habis
termakan waktu yang t'lah terucap
sampai cahayanya redup di ujung lingkaran
dan aku.. sendiri..
Ruang Tak Persegi
12 Agustus 2005 21.20Dalam ruang tak persegi berwarna biru
aku ada tanpa hadirmu
Mengingatmu saat waktu berlalu
Wangimu pasti bisa mengisi kesesakan
Cahya wajahmu terngi kegelapan lantai yang hitam
dan suaramu ramaikan sepinya
Dalam ruang tak persegi berwarna biru
sumpek dan sesak tetap memenuhi
dan kelam tetap saja warnai pijakanku
serta hening kesendirian tetap meraja
Aku ingin kau di sini
bergumul denganku dalam nafas
menyentuhmu, memeluk dan mencium bibirmu yang ranum
seperti kala aku membayang dalam angan
hanya anganku sendiri
Dalam ruang tak persegi berwarna biru
kurindu semua tentang dirimu
karna aku ada tanpa hadirmu
karna semua itu adalah kamu
Love Hurts.. kah?
It hurts to love someone and not be loved in return,
but what is most painful is to love someone and never finding the courage to let the person know how you feel.
Maybe God wants us to meet a few wrong people before meeting the right one
so that when we finally meet the right person, we should know how to be grateful for that gift.
Love is when you take away the feeling, the passion, the romance - and you find out you still care for that person.
A sad thing about life is when you meet someone that means a lot to you,
only to find out in the end, that it was never bound to be and you just have to let go.
When one door of happiness closes, another opens
but often we look so long at the closed door
that we don't see the one which has been opened for us.
The best kind of friend is the one you could sit on a porch, and swing with,
never say a word, and then walk away
feeling like that was the best conversation you've had.
It's true that we don't know what we've got until we lose it,
but it's also true that we don't know what we've been missing until it arrives.
Giving someone all your love is never an assurance that they'll love you back,
don't expect love in return, just wait for it to grow in their hearts
but if it doesn't, be content it grew in yours.
There are things you love to hear
but you would never hear it from the person from whom you would like to hear it,
but don't be deaf to hear it from the person who says it with his heart.
Never say goodbye when you still want to try ,
never give up when you still feel you can take it,
never say you don't love that person anymore when you can't let go.
Love comes to those who still hope, even though they've been disappointed,
to those who still believe , even though they've been betrayed,
need to love those who still love even though they've been hurt before.
It takes a minute to have a crush on someone,
an hour to like someone and a day to love someone,
but it takes a lifetime to forget someone.
Don't go for looks, it can deceive,
don't go for wealth, even that fades away.
Go for someone who makes you smile
because only a smile makes a dark day seem bright.
Hope you find that person.
There are moments in life when you really miss someone
that you want to pick them from your dreams and hug them for real.
Hope you dream of that someone. Dream what you want to dream,
go where you want to go, be what you want to be,
cause you have only one life and one chance to do all the things you want in life.
May you have enough happiness to make you sweet,
enough trials to make you strong,
enough sorrow to keep you human,
enough hope to make you happy
and enough money to buy me gifts
Always put yourself in other's shoes.
If you feel that it hurts you, it probably hurts the person, too.
A careless word may kindle strife,
a cruel word may wreck a life,
a timely word may level stress,
a loving word may heal and bless.
The beginning of love is to let those we love
be perfectly themselves, and not to twist them with our own image,
otherwise, we love only the reflection of ourselves we find in them.
The happiest of people don't necessarily have the best of everything
they just make the most of everything that comes along their way.
Happiness lies for those who cry, those who hurt,
those who have searched and those who have tried.
For only they can appreciate the importance of people
who have touched their lives.
Love starts with a smile,
develops with a kiss and ends with a tear.
The brightest future will always be based on a forgotten past,
you can't go on well in life until you let go of your past
failures and heartaches.
When you were born, you were crying and everyone around you was smiling,
live your life so that when you die,
you're smiling and everyone around you is crying.
from a friend's mail.. thank you..
some are true.. but I dont think that it was not true..
Menangis
Jika seorang wanita menangis dihadapanmu,
Itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.
Jika kamu memegang tangannya saat dia menangis,
Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.
Jika kamu membiarkannya pergi,
Dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya
yang dulu.
Selamanya....
Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Kecuali didepan orang yang amat dia sayangi.
Dia menjadi lemah.
Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangimu,
Dia akan menurunkan rasa egoisnya.
Lelaki,
jika seorang wanita pernah menangis karena mu,
Tolong pegang tangannya dengan pengertian.
Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang
hidupmu.
Lelaki,
jika seorang wanita menangis karenamu.
Tolong jangan menyia-nyiakannya.
Mungkin karena keputusanmu, kau merusak
kehidupannya.
Saat dia menangis didepanmu,
Saat dia menangis karnamu,
Lihatlah matanya....
Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang
dirasakannya?
Pikirkan....
Wanita mana lagikah yang akan menangis
dengan murni, penuh rasa sayang,
Didepanmu dan karenamu......
Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena dia menginginkan simpati
atau rasa kasihan
Dia menangis,Karena menangis dengan diam-diam
tidaklah memungkinkan lagi.
Lelaki,
Pikirkanlah tentang hal itu.
Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu,
Dan semuanya karena dirimu.
Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau
lakukan untuknya.
Hanya kau yang tahu jawabannya....
Pertimbangkanlah, Karena suatu hari nanti
Mungkin akan terlambat untuk menyesal,
Mungkin akan terlambat untuk bilang 'MAAF'!!
Dari mail Seorang Teman, mungkin bukan untuk dinilai benar atau salah, tapi lebih baik untuk direnungkan saja.
Dan Aku mungkin sekarang sudah terlambat untuk mengatakannya, meski dengan segala perjuangan.
Selamat Jalan Ayah..
Cerita 18-21 Juli 2005
Mencoba menulis kembali, sejak kepergian Ayahanda tercinta, Hamdani bin Berkat Mashuri, kembali menghadap Yang Kuasa. Ada banyak hal yang bikin ga bisa nulis di sini untuk beberapa waktu lalu, salah satunya adalah kebingungan untuk memulai kata dan kalimat apa yang harus diketik di keyboard ini. Berikutnya juga ada, sebagai anak laki-laki tertua, mulia merasa dan mencoba menjadi kepala keluarga pengganti, walaupun ga mungkin bisa menggantikan beliau.
Sebuah guliran cerita dari 18 sampai 21 Juli yang segalanya menyangkut beliau selalu ada di benak. Pada hari Senin, 18 Juli 2005, seperti biasa, beliau harus menjalankan cuci darah, yang ternyata nantinya adalah cuci darah terakhir yang beliau jalankan. Proses hari itu ternyata sangat lancar tanpa hambatan apapun, tidak seperti sebelumnya yang kadang seperti haris berhenti, mampet, ataupun selang yang berubah posisi dan sebagainya.
Malamnya hingga Selasa malam, ternyata beliau merasa tidak enak badan, tapi masih belum mau untuk dibawa ke Rumah Sakit meskipun dipaksa. Hari Rabu, 20 Juli 2005, mendekati tengah hari, saya mendapatkan sebuah telpon dari Bunda untuk mengantar Ayah ke Rumah Sakit karena kondisinya yang sedang drop. Pulanglah dan sesampai di rumah ternyata sedang menunggu ambulance yang sudah dipanggil dan juga mobil dinas dari KODAM III Siliwangi yang biasanya mengantar beliau ke Rumah Sakit Dustira.
Sampai jam setengah 2, ambulance belum tiba tapi mobil dinas sudah datang dan tabung oksigen yang biasa digunakan pada saat beliau merasa sesak sudah mendekati kosong, jadi pada saat itulah keputusan untuk membawa beliau langsung tanpa menunggu ambulance diputuskan.
Sampai di Dustira mungkin sekitar jam 3 lebih, dan beliau langsung dibawa ka UGD dan di"stabil"kan. Tidak lama kemudian beliau sudah bisa masuk ke paviliun Mawar kamar 3. Kondisi membaik sampai dengan sore, saat beliau mulai seperti kehilangan kesadaran.
Sebelum Maghrib saya harus pulang dulu untuk mengambil keperluan menginap di Rumah Sakit seperti yang sudah sering dilakukan. Tapi pada saat kembali ke paviliun, cairan di perut Ayah sudah disedot untuk mengurangi rasa sakit yang memang mungkin sangat terasa sebelum disedot.
Dari setelah cairan perut disedot, ternyata kondisi beliau terus turun. Sampai dengan mendekati pukul 21.00 malam sudah dua orang "pintar" yang didatangkan oleh salah satu bawahan beliau untuk membantu siapa tau bisa membantu untuk menyembuhkan. Sekitar pukul 21.00 lebih, beliau dibawa ke ruang ICU karena kondisinya yang terus turun.
Entah bagaimana, entah apa, mendekati tengah malam kondisi beliau terus turun dan pada saat saya sadar ternyata denyut jantung yang ditampilkan di segala macam alat yang tertempel di badan beliau sudah menunjukkan angga "0", dan begitu juga nafas. Perawat disana pun langsung melakukan CPR untuk membantu memulihkan kondisi tersebut.
Bunda sudah mulai menangis, Agam sudah mulai risau, dan pada saat itu saya hanya berpikir untuk harus siap untuk segalanya, seperti yang ada di sms seorang "kekasih" yang mengatakan agar siap untuk segala macam kemungkinan. Setelah kurang lebih 15 menit Dokter yang ada mengatakan untuk berhenti dan mencatat waktu kematian.. pukul 23.45 atau pukul 23.50, entah mana yang benar.
Setelah itu saya tidak tau lagi apa yang harus diceritakan, tentang menelpon semua orang yang dekat dan mungkin butuh diberi tau tentang kabar ini, kemudian keputusan pemakaman, dan memandikan jasad almarhum di Dustira secara langsung, pengkafanan dan sebagainya.
Kurang lebih pukul 04.00 dini hari, Kamis, 21 Juli 2005 rumah sudah terang benderang karena persiapan sholat jenasah dan pemakaman. Semua orang yang harus tau di lingkungan rumah sudah diberi tau melalui satpam yang saya temui pada saat sampai di rumah. entah, semua seperti berjalan begitu cepat dan tidak sesulit yang ditakutkan. bahkan untuk menceritakannya pun sulit.
Yang jelas, sampai dengan jam 11.20 siang hari itu, kami hanya menunggu kakak tertua, Putri pertama almarhum, Mbak Eka dan anknya, cucu almarhum, Sinta tiba dari Malang untuk melihat terakhir kalinya wajah beliau yang beristirahat, alhamdulillah, dalam keadaan bibir yang tersenyum, setidaknya seperti tersenyum.
Setelah itu Acara pemakaman secara militer dilaksanakan karena semua urusan kemiliteran sudah diurus oleh teman, sahabat, dan sejawat Ayah selama beliau bertugas di KODAM III. Tidak lama kemudian iringan pun berjalan ke Taman Makam Bahagia Cikutra, Bandung untuk Upacara kemiliteran lainnya dan pemakaman secara militer dan lain-lain.
Mungkin hanya segitu yang bisa dituliskan di sini, karena tidak semua bisa dituliskan secara lengkap dan tidak juga dengan bahasa yang mungkin mudah dimengerti. Mungkin karena masih ada sesak, masih ada air mata yang tertahan dan tertampung yang membuat masih sulitnya menulis dan bercerita tentang hal ini. Namun saya ingin menuliskannya, setidaknya untuk orang-orang yang ingin tau dan sebagainya.
Sedikit hal yang membuat sedikit lega, Beliau pergi tidak dalam kesakitan, karena pada saat itu beliau sedang tidur dan tidak merasakan apapun. Saya, dan beberapa orang yang hadir pada saat-saat terakhir sebelum beliau tidak sadarkan diri melihat pandangan beliau pada Bunda, dan kami, putra putrinya dengan pandangan kasih, bukan pandangan sangar seperti biasa orang melihat beliau dengan wajahnya yang mungkin garang. Kemudian, semua urusan ternyata mudah karena banyak yang mau membantu. Ada juga beberapa hal yang terkuak, ternyata semua keinginan terakhir beliau masih sempat terlaksana, seperti inginnya menengok saudara dan makam Ayahnya (kakek saya) di Banda Aceh pasca gempa dan tsunami. dan juga beberapa keinginan lainnya. Terakhir, beliau pergi dengan senyum yang terkembang dibibirnya.
Terakhir ditulisan kali ini. Semoga Allah SWT menerima beliau; Istri, Ayah, Kakek, Kakak, Adik, dan Kerabat dari kami yang mencintainya meski mungkin kami susah untuk menunjukkannya; di tempat terbaik di sisi-NYA. Semoga Allah SWT juga mengampuni segala dosa dan kesalahan yang pernah beliau lakukan secara sengaja ataupun tidak, karena manusia memang ladang khilaf. Dan semua kerabat, teman, sahabat dan yang pernah mengenal, bertemu atau setidaknya tau, mau memaafkan kesalahan yang mungkin pernah beliau lakukan pada mereka.
Papa, Opa, Mas, Abang.. Kami semua mencintaimu..
Ps: Mungkin nanti akan ada beberapa photo beliau, yang akan saya upload ke sini.